Novelini sangatlah bagus bagi para pelajar yang mendapat kemudahan ekonomi dalam menggapai pendidikan juga bagi para pendidik dan pemerintah yang memiliki kemajuan untuk memajukan pendidikan di Indonesia, karena novel ini meiliki banyak peszn moral, pendidikan, dan social yang sangat bagus. SUMBER. Buku novel Laskar Pelangi karangan ANDREA HIRATA
Artikel ini berisi materi bahasa Indonesia kelas 12 tentang novel. Pembahasan di dalamnya meliputi struktur, ciri kebahasaan, dan unsur intrinsik dan ekstrinsiknya Halo Sobat Zenius para pembaca novel. Pada artikel kali ini gue mau sharing tentang materi novel kelas 12. Simak artikel ini sampai selesai ya! “Gue kadang susah baca novel.” “Iya bener, panjang banget soalnya bisa sampai 300 halaman, kan.” Elo yang saat ini masih duduk di kelas 12 SMA mungkin merasa kebingungan dalam belajar novel. Yap, karya sastra yang satu ini biasanya terdiri dari ratusan halaman lebih terkadang membuat kita agak malas membacanya. Mungkin aja, elo baru baca beberapa halaman, lalu mata udah merem melek dan akhirnya bukunya cuman berada dalam genggaman tangan. Pada dasarnya, belajar menganalisis isi dan kebahasaan novel itu gak sesulit yang dibayangkan, kok. Gue dulu juga sempet kesulitan dalam menentukan alurnya seperti apa, tokohnya siapa aja, dan juga unsur ekstrinsiknya apa aja. Akan tetapi, setelah gue coba untuk belajar lebih sabar, gue jadi tau dan justru ketagihan dalam belajar materi novel. Bahkan, sampai sekarang gue masih suka baca-baca novel dan kalau lagi senggang menentukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsiknya. Nah, elo bisa, nih, mulai belajar materi yang satu ini dari dasar-dasarnya dulu. Kayak apa saja unsur intrinsik dan ekstrinsik yang dipakai, ciri kebahasaan, dan juga unsur dan ciri kebahasaannya itu sendiri. Oke deh, nggak usah lama-lama lagi. Kali ini gue mau ngajak elo mengupas materi novel Kelas 12, sekaligus membahas unsur dan kaidah kebahasaan novel. Simak baik-baik, ya, Sobat Zenius! Loading ... Apa Itu Novel?Struktur Novel1. Orientasi2. Komplikasi3. Klimaks4. Resolusi5. KodaUnsur Kebahasaan Novel1. Kata Ganti Orang2. Kalimat Deskripsi Latar3. Kalimat Deskripsi Penokohan4. DialogUnsur-Unsur NovelUnsur IntrinsikUnsur Ekstrinsik Apa Itu Novel? Credit Gif by Eits, santai jangan buru-buru gitu bahas novelnya. Kita mulai dulu, nih, membahas mengenai pengertiannya itu sendiri. Kalau dilihat dari KBBI, novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Cukup jelas, ya, pengertian dari KBBI? Apa ada yang belum dipahami? Yap, kalau mengacu pada KBBI, novel adalah genre prosa yang berarti termasuk dalam karya sastra. Terus, jangan heran juga kalau novel-novel biasanya terdiri dari 100 halaman atau lebih. Sebab, dari pengertian KBBI aja merupakan sebuah karangan prosa yang panjang. Nah, sepanjang cerita biasanya diisi, nih, dengan pengenalan tokoh, konflik, klimaks, hingga solusi dari sebuah cerita. Dan, konfliknya pun gak cuman satu doang, lho! Biasanya, konflik yang disediakan penulis sangat kompleks untuk menarik minat para pembaca. Hal-hal ini akan gue coba bahas di penjelasan selanjutnya, ya! Santai hehehe. Novel itu sendiri diambil dari bahasa Italia “Novella” yang berarti baru, berita, atau cerita pendek mengenai sesuatu yang baru. Baca Juga 10 Salah Kaprah dalam Bahasa Indonesia Ilustrasi Buku Dok. Di atas kita sudah paham kalau novel adalah prosa panjang yang merangkai sebuah cerita. Nah, pembahasan ini akan memudahkan elo untuk mengidentifikasi bagian-bagian di dalamnya, nih. Siap buat menyimak? Elo juga bisa nyiapin cemilan sama kopi atau teh dulu sambil baca bagian ini. Seperti yang udah gue sebut di atas, novel ini sangat panjang. Di dalamnya ada struktur-struktur yang turut membangun cerita di dalamnya. Penasaran apa saja strukturnya? Yuk, disimak di bawah ini! 1. Orientasi Struktur novel yang satu ini wajib elo ketahui, nih. Yap, orientasi biasanya berisi pengenalan dan berada di awal-awal novel. Misalnya, pengenalan tokoh, latar tempat dan suasana, serta waktu. Saat elo baca novel, si penulis pasti udah menggambarkan dengan jelas, nih, mengenai struktur orientasi ini. Misalnya, novel A berisi tokoh yang bernama Samsul, Bambang, dan Paijo. Lalu, latar tempatnya berada di SMA dan suasananya begitu ramai orang-orang belajar di sekolah. Waktunya terjadi pada masa-masa SMA. 2. Komplikasi Selanjutnya, struktur yang perlu elo ketahui adalah komplikasi. Secara garis besar, komplikasi berisi rangkaian masalah atau konflik yang terjadi di dalam novel. “Weh, gue suka, nih, bang konflik-konflik begini pasti ada baku hantamnya.” Yee dasar netizen hehe. Memang, dalam sebuah novel, konflik menjadi bumbu-bumbu yang membuat cerita semakin enak dinikmati oleh para pembacanya. Dan seperti yang udah gue sebutkan di atas, konfliknya gak cuman satu doang! Jadi, ada 2 atau lebih konflik yang terjadi di dalam novel dan bisa elo temui. Konflik tersebut akan membuat elo tenggelam dalam cerita yang dibawakan oleh si penulis. 3. Klimaks Setelah konflik demi konflik tercipta, tentunya konflik tersebut akan semakin memuncak, dong. Nah, kalau elo pernah nemuin hal kayak gini di dalam novel, berarti itu udah disebut sebagai klimaks. Dalam artian lain, klimaks adalah puncak dari komplikasi. Nah, biasanya pas masuk bagian ini para pembaca semakin tertarik untuk melanjutkan baca cerita dalam novelnya. Pasalnya, elo pasti penasaran, kan, apa yang terjadi pada tokoh-tokoh setelah mengalami konflik demi konflik. 4. Resolusi Struktur novel selanjutnya adalah resolusi. Resolusi itu biasanya berisi penyelesaian dari masalah utama serta menjelaskan nasib-nasib dari para tokoh setelah menyelesaikan konflik. 5. Koda Koda itu apa, sih? Kode? Ya, bisa dibilang seperti itu. Pada dasarnya, koda ini adalah penjelasan mengenai cerita atau kehidupan yang akan dijalani oleh tokoh di kemudian hari. Biasanya, koda ini juga berisi kode dari si penulis kalau ada, nih, lanjutan ceritanya di buku yang kedua. Kalau bisa dibilang, kayak credit yang biasa elo temui di film Marvel, lah. Kan, sering, tuh, di bagian akhir film ada credit yang menjelaskan bakal ada kelanjutannya dari film tersebut. Kalau elo mau mempelajari struktur novel lewat penjelasan video yang menarik, elo juga bisa, nih, mendapatkannya dari Zenius! Tinggal klik link ini aja, ya! Baca Juga Materi Bahasa Indonesia Teks Laporan Hasil Observasi Unsur Kebahasaan Novel Ilustrasi novel Dok. Gimana? Udah ada sedikit gambaran, kan, mengenai struktur novel? Kalau udah paham mengenai struktur di atas, elo jadi lebih mudah, nih, buat mempelajari ataupun melakukan riset. Nah, Sobat Zenius agar mudah mengakses materi pelajaran lain yuk download dulu Zenius apps, klik banner di bawah ya! Download Aplikasi Zenius Fokus UTBK untuk kejar kampus impian? Persiapin diri elo lewat pembahasan video materi, ribuan contoh soal, dan kumpulan try out di Zenius! Setelah pembahasaan struktur novel, mari kita beralih ke pembahasaan tentang unsur kebahasaannya. Kira-kira apa saja, sih, ciri kebahasaannya? Siapin lagi cemilan dan minumannya dulu kalau udah abis! 1. Kata Ganti Orang Elo mungkin udah gak asing dengan materi ini. Yap, kata ganti orang merupakan salah satu kaidah kebahasaan novel yang sering kita temui. Istilah lain dari kata ganti orang adalah pronomina persona. Nah, dalam praktiknya, kata ganti orang ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kata ganti orang pertama, kata ganti orang kedua, dan kata ganti orang ketiga. Kata ganti orang pertamaKata ganti orang keduaKata ganti orang ketigaAkuKamuDiaSayaAnda, Engkau, KauBeliauGueLoIa-ku kepemilikan-mu kepemilikan-nya kepemilikanKita dan kami jamakKalian jamakMereka jamakTabel kata ganti orang Sebenarnya, kita juga sering menggunakan ciri kebahasaan ini dalam percakapan sehari-hari. Misalnya, dalam percakapan di bawah ini “Hari ini aku mau main ke rumahmu dong. Orang tuamu ada di rumah gak?” “Main aja ke sini. Kebetulan mereka juga lagi pergi ke luar kota” Dari percakapan tersebut bisa ditemukan berbagai macam kata ganti, seperti “aku”, “-mu”, hiingga “mereka”. Dalam novel juga begitu. Kalau terus-terusan memakai nama tokoh, otomatis kalimatnya agak aneh untuk dibaca. Contohnya “Putra sedang beranjak dari kasur. Setelah itu, Putra akan mandi karena kebetulan hari ini Putra ada acara di sekolah” Bagaimana? Aneh, kan, bacanya? Coba kalau begini “Putra sedang beranjak dari kasur. Setelah itu, ia akan mandi karena kebetulan hari ini ada acara di sekolahnya” 2. Kalimat Deskripsi Latar Ciri kebahasaan novel yang selanjutnya adalah kalimat deskripsi latar. Kalau berbicara mengenai latar, elo mungkin terbayang-bayang tiga hal, yaitu waktu, tempat, dan suasana. Nah, definisi kalimat deskripsi latar adalah kalimat terperinci yang menjelaskan mengenai waktu, tempat, dan suasana supaya para pembaca dapat merasakan apa yang disampaikan dan menulis dan bermain dengan imajinasinya. Elo pasti pernah, kan, menemukan kalimat terperinci seperti ini “Sinar mentari menyelimuti bumi, menyelinap di antara pepohonan dan embun. Udara pagi sangat sejuk untuk dihirup. Ditambah, hijaunya sawah di pedesaan serta birunya langit semakin menyempurnakan hari ini. Tak ada polusi udara dari kendaraan seperti motor atau mobil. Hanya suara kicauan burung, sapaan orang, serta alunan syahdu alam” Di situ ada kalimat terperinci dari latar, waktu, dan tempat, yang bisa lo temukan. Gak mungkin banget kalau misalnya penulis cuman menggambarkan begini doang “Di pagi hari desa sepi tidak ada motor dan mobil” Kalau cuman seperti kalimat di atas, sudah pasti pembaca gak akan bisa berimajinasi lebih dalam seperti kalimat pertama. Nah, disinilah pentingnya menggunakan kalimat deskripsi latar dalam ciri kebahasaan novel. 3. Kalimat Deskripsi Penokohan Ciri kebahasaan selanjutnya adalah kalimat deskripsi penokohan. Sebenarnya, ini gak beda jauh sama kalimat deskripsi latar. Hanya saja, kalau ciri kebahasaan yang satu ini mendeskripsikan penokohan, ya, bukan latar. “Bedanya tokoh sama penokohan apa?” Nah, mungkin elo masih bingung mengenai kedua hal tersebut. Simpelnya, kalau tokoh itu orangnya, kalau penokohan itu watak dari orang tersebut. Di novel elo pasti menemukan bagian di mana si penulis menggambarkan watak tokoh dengan detail, mulai dari ciri fisiknya, ciri-ciri kejiwaannya, hingga bagaimana hubungannya dengan lingkungan sekitar. Supaya lebih mudah dipahami, gue akan ngasih contoh kalimat deskripsi penokohan “Pria bernama Samsul tersebut mempunyai paras yang garang dengan mata yang sayu. Di pelipis mata dan pipinya terdapat bekas luka goresan pisau. Ia cukup pemarah dan emosional orangnya. Tak heran jika ia sering bertengkar dengan teman-temannya. Hubungannya dengan temannya pun merenggang. Hal itu juga ia rasakan dengan orang tuanya. Samsul bahkan jarang bertegur sapa dengan orang tua saat di rumah” Kalau kita lihat dari contoh kalimat deskripsi penokohan, kita bisa gambarkan, nih, Samsul itu orangnya pemarah dan emosional banget. Terus, dia punya muka yang menyeramkan! Ditambah, hubungan dengan teman dan orang tuanya terlihat tidak harmonis. Ia seolah-olah menjadi orang yang merasakan kesulitan untuk bersosialisasi. Baca Juga Materi Bahasa Indonesia Jenis jenis Frasa 4. Dialog Biasanya elo akan bosan baca novel karena isinya narasi terus. Nah, untuk menanggulangi hal tersebut, si penulis menyisipkan kalimat dialog di dalam novelnya. Secara garis besar, dialog ini adalah percakapan yang diciptakan oleh dua tokoh atau lebih. Melalui dialog ini, cerita yang dikemas oleh si penulis jadi lebih hidup lagi karena ada variasi yang diberikan dalam sebuah novel. Elo pasti udah sering menemukan dialog di dalam novel, entah itu di awal buku, tengah-tengah, atau bahkan akhir novel. Berikut contoh dialog yang biasanya ada dalam novel “Kini, aku tidak lagi bekerja di restoran tersebut,” kata Ayu sembari mengusap matanya yang sembab. “Loh, kenapa Ayu? Kamu dipecat dari sana?” tanya Rio penasaran. “Iya benar. Katanya aku tidak becus kerjanya,” jawab Ayu diiringi dengan tetesan air mata. Nah, dialog di atas tersebut berfungsi untuk menonjolkan peran dari tokoh dan membuat suasana penceritaan jadi lebih hidup lagi. Kalau elo ingin belajar ciri kebahasaan novel melalui video, elo juga bisa langsung belajar dari Zenius dengan klik link ini, ya! Di sana, ada penjelasan super komplit mengenai ciri kebahasaan novel, lho! Nah, supaya materi ciri kebahasaan novel ini makin menempel di otak elo, gue punya satu soal yang bisa elo jawab sendiri, ya. Siapin kertas kosong dan pulpen dulu! “Oalaaah, Santayib. Dua orang cucuku tergeletak karena makan bongkrekmu. … akan segera mati. Hayo, bagaimana Santayib! … minta tanggung jawab. … hutang nyawa padaku. Tolong cucuku sekarang. Hayo!”Rasa getir, kelu, dan bimbang mencekam hati Santayib. Ia bingung, amat bingung. Kekacauan hati… tergambar pada roman yang tidak menentu. Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad TohariContoh soal kata ganti orang Pembahasan Nah, titik di atas kira-kira cocoknya dipakai kata ganti orang yang seperti apa? Jawaban yang tepat adalah mereka, aku, engkau, -nya. Di titik-titik pertama, kata gantinya merujuk kepada kalimat sebelumnya, yaitu dua orang cucuku. Nah, orang pertama dari percakapan di atas adalah si kakek yang punya dua cucu, sedangkan orang kedua adalah Santayib. Dikarenakan dua orang cucuku itu termasuk orang ketiga, maka jawaban yang tepat dari kata ganti tersebut adalah “mereka” karena di sana ada dua orang cucu. Pada titik-titik kedua, kira-kira siapa yang minta tanggung jawab? Jelas si kakek, ya, karena masih dalam percakapan yang sama. Berarti, titik kedua kata ganti yang cocok adalah aku, merujuk pada si kakek. Nah untuk titik ketiga, itu merujuk kepada siapa? Yap, itu merujuk kepada Santayib karena kalimat selanjutnya adalah “hutang nyawa padaku”. Maksudnya pada kakek itu sendiri. Di titik-titik ketiga, itu sudah tidak termasuk pada percakapan, melainkan masuk narasi si penulis. Artinya, Santayib tidak lagi masuk dalam percakapan. Otomatis, jawaban dari titik setelah kekacauan hati adalah-nya. Jadinya, kekacauan hatinya, merujuk pada Santayib. Unsur-Unsur Novel Masuk ke pembahasan yang terakhir. Gimana, udah pusing belum? Masih aman, lah, ya. Kalau elo mau lebih rileks lagi belajarnya, siapin dulu kopi atau teh sama cemilan. Di pembahasan kali ini elo bakal belajar banyak, nih! Sekarang, kita akan membahas mengenai unsur-unsur yang membangun cerita dalam novel. Yap, unsur-unsur yang ada dalam novel itu ada dua, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik ini unsur yang ada di dalam novel. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang ada di luar novel. Kurang lebih sama lah, ya, kayak diri elo sendiri. Kita juga dibangun berdasarkan kata hati kita sendiri internal dan juga kritik atau saran dari orang lain eksternal. Baca Juga Materi Bahasa Indonesia Resensi Buku Unsur Intrinsik Seperti yang udah gue sebutkan di atas, unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang ada di dalam novel. Nah, kira-kira apa saja, sih, unsur-unsur intrinsik dari novel? Well, gue akan jelasin satu per satu di bawah ini 1. Tema “Bedanya tema sama judul apa, ya?” Nah, mungkin beberapa dari elo masih membingungkan kedua hal tersebut. Simpelnya, tema dari sebuah novel itu gak bisa ditentukan hanya dilihat dari judulnya saja. Jadi, secara gak langsung, tema itu adalah gagasan pokok cerita dan menggambarkan keseluruhan cerita. Kehadiran tema juga ada di seluruh unsur cerita. Untuk menentukan tema dari sebuah novel, ada beberapa cara yang bisa elo lakukan Memahami isi cerita secara keseluruhanMembaca blurb dari novel. Blurb adalah penjelasan singkat mengenai isi novel dan biasanya dituliskan di bagian cover belakang buku Cara itu bisa elo lakukan ketika habis baca novel, lalu ditanya sama temen lo “Eh, itu gimana cerita novel A? Temanya tentang apa, sih? Penasaran gue” Selain itu, hal yang perlu elo ketahui adalah jenis-jenis tema. Secara garis besar, jenis tema itu ada lima Tema jasmani, tema ini berhubungan dengan kondisi fisik dan perasaan manusia. Contohnya tema persahabatan, percintaan, keluarga, dllTema sosial, tema yang menceritakan tentang kehidupan politik, budaya, pendidikan, dllTema organik, tema yang berhubungan dengan moral hubungan antarmanusia yang berkaitan dengan nilai dan moral sosialTema egoik, tema yang berhubungan dengan sifat ego manusiaContohnya keserakahan dan kepasrahan manusiaTema Ketuhanan, tema yang berhubungan dengan kekuasaan TuhanContohnya kematian, keajaiban, dan bencana 2. Penokohan Unsur intrinsik novel selanjutnya adalah penokohan. Di pembahasan soal materi cerita rakyat, gue udah ngejelasin, tuh, bedanya tokoh sama penokohan. Kalau elo masih bingung, bisa dibaca dulu, ya! Dalam novel sendiri, unsur penokohan ini juga salah satu hal penting yang harus ada, Sobat Zenius! Pasalnya, lewat penokohan ini biasanya si penulis menggambarkan atau menceritakan bagaimana watak atau karakter dari masing-masing tokoh yang ada. Nah, bayangin dah, tuh, kalau gak ada penokohan, elo jadi ga tau, kan, pasti mana yang pahlawan mana yang penjahat hehe. Nah, secara umum, penokohan ini terbagi menjadi tiga Tokoh ProtagonisTokoh AntagonisTokoh TritagonisTokoh yang mempunyai sifat baik dan positifTokoh yang mempunyai sifat buruk dan negatifTokoh yang jadi penengah antara antagonis dan protagonisBiasanya tokoh ini menarik empati dari para pembacaBiasanya menyebabkan konflik dan keteganganBiasanya mempunyai sifat bijakTabel penokohan “Terus, bagaimana caranya kita tahu, kalau tokoh yang ini baik, yang ini jahat, yang ini suka korupsi?” Eits, jangan bingung gitu, dong. Lo bisa, kok, menentukan karakter tokoh dengan dua teknik ini Teknik Analitik Elo bisa tahu karakter tokoh melalui cerita atau deskripsi yang langsung dibawakan oleh penulis. Misalnya, elo menemukan kutipan kalimat di dalam novel seperti ini “Sugeng sangat benci terhadap Bagus. Bagaimana tidak, Bagus selalu dikerubungi oleh wanita cantik dan juga harta bergelimang. Sementara dirinya sendiri sama sekali tak punya uang. Sugeng hidup di sebuah gubuk tua yang hampir punah. Istri pun tak punya. Rasanya, Sugeng ingin menyantet Bagus agar semua ketenarannya hilang dalam sekejap” Nah, dari kutipan di atas, kita tahu kalau Sugeng itu tokoh antagonis karena ia mempunyai sifat iri, dengki, serta benci terhadap Bagus. Teknik Dramatik Berbeda dengan teknik di atas, teknik ini digunakan untuk mengetahui karakter tokoh melalui gambaran dari tindakan, tingkah laku, deskripsi dari tokoh lain, serta melalui peristiwa yang terjadi. Biasanya, elo bisa menggunakan teknik ini lewat dialog yang diciptakan antar tokoh serta peristiwa yang terjadi di dalam novel itu sendiri. 3. Alur Masuk ke unsur intrinsik novel yang ketiga, yaitu alur. Sederhananya, alur itu adalah jalan cerita dari suatu novel. Nah, alur ini gak cuman satu doang, lho! Ada tiga alur yang biasanya dipakai penulis dalam novel Alur maju, alur yang biasanya menceritakan dari masa lalu ke masa depanAlur mundur, alur yang bercerita kilas balik ke masa lalu dari masa sekarangAlur campuran yaitu gabungan dari alur maju dan mundur Elo pasti sering menemukan novel yang tiba-tiba cerita flashback atau balik ke cerita masa kecilnya. Terus, setelah itu tiba-tiba balik lagi ke masa sekarang. Nah, kalau gitu, berarti namanya alur campuran. Hal tersebut tidak hanya ditemukan di karya novel saja, melainkan juga biasanya ada di film, cerpen, dan lain-lain. 4. Latar Latar adalah keterangan mengenai waktu, tempat, dan suasana dalam novel. Nah, unsur ini wajib ada, di dalam novel sebagai penunjang peristiwa atau kejadian yang akan dimunculkan dalam novel. Misalnya, nih, elo sebagai penulis novel, lalu ingin memasukkan peristiwa terjadinya perampokan. Nah, supaya peristiwa perampokannya jadi semakin menarik, elo juga harus memasukkan waktu, tempat, dan suasananya. Contohnya seperti ini kalimatnya “Perampok yang berjumlah 2 orang telah bersiap siaga untuk mencuri rumah Sunyinya malam hari di komplek perumahan ini membuat mereka tak segan-segan untuk melompat dari pagar rumah tersebut. Tak ada mobil, motor, ataupun orang yang berlalu lalang di sekitar. Anjing penjaga yang tertidur lelap dalam tidurnya sedikit membuat dua perampok tersebut gemetar. Takutnya, ia terbangun dan membangunkan seluruh penduduk rumah”. Nah, dari kutipan di atas kita tahu kalau tempatnya, tuh, ada di komplek perumahan dan di rumah no. 11. Lalu, suasananya cukup sunyi dan tegang, ya, buat perampoknya karena takut anjingnya terbangung. Terakhir, waktu terjadinya perampokan tersebut adalah pada malam hari, digambarkan melalui “sunyinya malam hari dan suasana yang sepi di sekitar.” 5. Sudut pandang Gimana, nih, masih aman, kan, belajar unsur intrinsik novel? Santai dulu aja, kalau minumannya habis bisa diisi ulang dulu. Beralih ke unsur intrinsik novel selanjutnya adalah sudut pandang. Secara umum, sudut pandang adalah cara si penulis menyajikan sebuah cerita dalam novel. Nah, sudut pandang sendiri ini dibagi menjadi tiga, yaitu Sudut pandang orang pertama ada dua bagian, yaitu sudut pandang orang pertama pelaku utama dan sudut pandang orang pertama pelaku sampingan yang terlibat dengan tokoh. Biasanya ditandai dengan kata ganti orang pertama, aku, gue, saya, dllSudut pandang orang ketiga biasanya menggunakan nama tokoh, terus kata ganti dia, -nya. Dalam sudut pandang ini, si penulis menceritakan salah satu peristiwa yang dialami oleh salah satu tokoh seolah-olah sedang berdialog dengan diri pandang campuran, yaitu sudut pandang dari orang pertama dan orang ketiga. Biasanya ditandai seperti sebuah narator dan menggunakan kata ganti aku dan nama tokoh. 6. Amanat Unsur intrinsik novel yang satu ini mungkin paling gampang dimengerti daripada unsur yang lainnya. Amanat adalah pesan atau hal yang ingin disampaikan seorang penulis melalui karyanya atau novelnya. Nah, bisa jadi, nih, tiap masing-masing pembaca memiliki pandangan yang berbeda mengenai amanat yang disampaikan oleh si penulis. Sebagai contoh, elo mungkin pernah baca novel Laskar Pelangi. Kalau dilihat dari isinya, amanat yang ingin disampaikan dari penulis adalah kita sebagai generasi muda harus rajin dan giat belajar supaya kelak menjadi pemimpin bangsa. Meski terkadang amanat dalam novel disampaikan secara tersirat, namun ada juga amanat dari penulis yang disampaikan secara tersurat atau jelas. Nah, sekarang elo sudah paham, kan, mengenai unsur intrinsik dari novel? Coba, kali ini gue akan memberikan satu soal buat elo. Coba jawab, ya! Max Havelaar, ditulis oleh Eduard Douwes Dekker, mantan Asisten Lebak, Banten, pada abad ke-19. Douwes Dekker terusik nuraninya melihat penerapan sistem tanam paksa oleh pemerintah Belanda yang menindas bumiputera. Dengan nama pena Multatuli, yang berarti aku menderita, dia mengisahkan kekejaman sistem tanam paksa yang menyebabkan ribuan pribumi kelaparan, miskin, dan menderita. Mereka diperas oleh kolonial Belanda dan pejabat pribumi korup yang sibuk memperkaya diri. Hasilnya, Belanda menerapkan Politik Etis dengan mendidik kaum pribumi elite sebagai usaha “membayar” utang mereka kepada Havelaar karya MultatuliContoh soal unsur intrinsik novel Pembahasan Dari kutipan buku di atas, kira-kira temanya apa dan latar waktunya kapan? Yap, kalau dilihat dari kutipan di atas, temanya bisa dibilang merupakan penjajahan. Sebab, pemerintah Belanda menindas para Pribumi dengan menerapkan Politik Etis dan juga sistem tanam paksa yang menyebabkan ribuan pribumi kelaparan, miskin, dan menderita. Nah, untuk latar waktunya sendiri sudah bisa dipastikan pada abad ke-19, di mana pada waktu nama Indonesia masih Hindia Belanda dan masih dijajah oleh Belanda. Kalau untuk penokohan sendiri, kita bisa menilai kalau orang-orang Belanda memiliki watak yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Baca Juga Materi Teks Prosedur Dalam Bahasa Indonesia Unsur Ekstrinsik Setelah membahas mengenai unsur intrinsik novel, sekarang kita beralih ke pembahasan unsur ekstrinsiknya. Secara sederhana, unsur ekstrinsik adalah unsur dari luar yang turut serta dalam membangun jalannya cerita dari sebuah novel. Nah, unsur ini dibagi menjadi tiga bagian 1. Nilai Budaya Nilai budaya adalah nilai adat istiadat atau kebiasaan yang berada di dalam masyarakat. Nah, biasanya dalam novel si penulis memasukkan nilai budaya supaya cerita yang ia tuliskan mempunyai makna tersendiri bagi si pembaca. Nah, hal ini tidak sebatas budaya di Indonesia saja, ya. Mungkin saja, elo bisa mengambil budaya dari Eropa, Arab, atau bahkan Jepang sekaligus untuk bisa dimasukkan ke dalam novel. 2. Nilai Moral Nilai moral adalah nilai yang berkaitan dengan benar atau salahnya suatu tindakan. Dengan kata lain, hal ini juga bisa disebut sebagai etika. Dalam bermasyarakat di kehidupan sehari-hari, kita tentu harus memahami etika supaya tidak dicap buruk oleh masyarakat, entah itu dari segi ucapan ataupun perbuatan. Nah, nilai moral ini juga bisa diterapkan ke dalam suatu cerita novel. Misalnya, dalam novel elo pasti seringkali menemukan tokoh yang bersikap jujur dan mempunyai etika yang baik kepada sesama. Atau bahkan, elo juga pernah menemukan orang dengan etika yang buruk dan suka mencuri uang rakyat atau biasa disebut sebagai koruptor. Dari nilai moral yang dituliskan oleh penulis lewat novel, kita sebagai pembaca tentu bisa mengambil pelajaran atau hikmah dari cerita tersebut. 3. Nilai Sosial Nilai sosial adalah nilai yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, elo pasti bersosialisasi, dong, dengan orang-orang di sekeliling, elo, entah itu keluarga, teman, kekasih, atau bahkan guru. Nah, nilai sosial ini juga biasanya dimasukkan oleh penulis ke dalam novelnya. Beberapa novel yang pernah elo baca mungkin tertanam nilai sosial di dalamnya. Contohnya, di dalam novel Laskar Pelangi, di mana di dalamnya tokoh Laskar Pelangi saling berkorban satu sama lain dan membantu sesamanya meski berbeda latar sosial maupun agama. Buat elo yang ingin belajar unsur ekstrinsik melalui video, elo juga bisa menikmatinya dari Zenius, lho! Klik link di sini, ya! Selain belajar, elo juga bisa langsung latihan soal. Eits, tapi daftar paket belajar Zenius dulu yuk, klik banner di bawah ya. Demikian penjelasan gue mengenai novel, mulai dari pengertian, struktur, ciri kebahasaan, hingga unsur-unsurnya. Bagaimana menurut elo? Gak susah, kan, materi novel? Setelah baca materi ini, harapannya elo bisa menganalisis isi dan kebahasaan novel, ya, ke depannya! Cek materi Bahasa Indonesia yang lainnya yuk, klik banner di bawah ini ya. Oh, ya, kalau ada yang ditanyakan, bisa langsung tinggalkan di kolom komentar, ya! Gue akan jawab secepat mungkin. Sampai ketemu di materi selanjutnya! Originally Published November 8, 2021Updated By Arieni Mayesha
5Kaidah Kebahasaan Teks Opini dan Contohnya Oleh Indonesia Student Diposting pada Januari 31, 2022 Januari 31, 2022 Menulis arti opini atau mengungkapkan pemikiran melalui sebuah opini dan artikel seringkali kita temukan pada kehidupan manusia, hal ini dikerenakan []
Hal pertama yang dilakukan seseorang sebelum membeli sebuah novel adalah melihat sinopsis, resensi atau ringkasan dari keseluruhan cerita. Salah satu contohnya adalah membaca resensi novel 5 Cm. Identitas Buku Identitas BukuResensi Novel 5 CmKelebihanKekuranganSebarkan iniPosting terkait Baca Juga Resensi Novel Perahu Kertas Kategori Keterangan Judul 5 Cm Penulis Donny Dhirgantoro Penerbit buku PT Grasindo Tahun terbit 2007 Tebal buku 381 halaman ISBN 9797591514 Harga buku Rp Baca Juga Resensi Novel Serena Novel menceritakan perjalanan 5 sahabat bernama Zafran, Ian, Arial, Genta dan Riani. Mereka adalah anak yang baik, pecinta musik, film, chatting, suka ngobrol, menyela dan khilaf. Persahabat kelima anak muda tersebut sangat kuat. Ditambah lagi dengan adanya kisah percintaan yang turut mewarnai cerita. Mereka menyukai semua jenis film dari Indonesia hingga Hollywood. Namun, tidak untuk film India karena mereka memegang prinsip bahwa setiap permasalahan di dunia ini selalu ada jalan keluarnya. Akan tetapi bukan dengan cara joget-joget seperti yang terdapat di film India. Selain itu, mereka juga tidak suka dengan film silat karena di antara mereka tidak ada yang menguasai ilmu bela diri. Mereka hanya percaya pembelaan diri paling ampuh adalah ngeles dan berkata “Maaf sedang khilaf.” Kelima orang tersebut telah bersahabat selama tujuh tahun. Masing-masing memiliki karakter yang berbeda-beda. Arial, sosok paling ganteng, berotot, badannya besar dan paling tenang di antara sahabatnya yang lain. Kemanapun ia pergi pasti memakai sepatu basket. Riani, satu-satunya wanita dalam persahabatan ini. Wanita ini selain cerdas, parasnya cantik, berkacamata dan merupakan N-ACH sejati. Ia menjadi aktivis di kampusnya dan berwawasan luas. Zafran, orang yang senang membuat syair dan puisi-puisi cinta. Namun, ia selalu bimbang dan bersifat frontal. Ia akan mengatakan apa pun yang ingin dikatakan. Ia sedikit saklek tetapi kocak saat bertemu Riani. Selera humornya juga bagus. Badannya kurus dan rambutnya gondrong di bagian depan dan samping. Ian, postur badannya gendut dan merupakan penganut sekte 4-4-2 fanatik. Semua hal tentang bola ia tahu, bahkan hampir sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bermain bola. Klub sepak bola yang dicintainya adalah Manchester United. Pria yang suka dengan indomie ini juga merupakan penggemar artis tanah air bernama Happy Salma. Genta adalah sosok pemimpin yang sangat berwibawa bagi para sahabatnya. Seperti halnya Riani, di kampus Genta juga seorang aktivis. Ciri khas Genta adalah badannya sedikit lebih besar dengan rambut lurus dan berjambul. Selain itu, ia adalah asisten dosen paling favorit di kampusnya. Tidak ada yang tahu bahwa Genta menjadi penggemar berat Riani. Mereka sangat solid, kompak dan mempunyai impian masing-masing. Suatu hari timbul rasa jenuh dengan rutinitas harian mereka. Akhirnya, mereka memutuskan untuk tidak saling bertemu, nongkrong bareng bahkan komunikasi dalam 3 bulan. Waktu berlalu begitu cepat, Genta disibukkan dengan event organizer, Ian menyelesaikan skripsi dan berkat kerja kerasnya berhasil lulus. Arial akhirnya bertemu dengan pujaan hatinya. Riani menjalani magang hingga berhasil memegang liputan. Mereka sangat rindu akan bayang-bayang wajah para sahabatnya. Saat menerima SMS dari Genta, mereka sangat senang karena seminggu kemudian adalah saatnya mereka berkumpul lagi di stasiun pasar senen. Kini rasa rindu itu telah terobati. Semua orang sudah berkumpul, Riani pun bertanya kemana tujuan mereka pergi. Genta pun menatap teman-temannya dengan tajam dan menjelaskan bahwa saat tiba di puncak nanti mereka akan berada di tanah tertinggi di Pulau Jawa. Kereta kelas ekonomi Matarmaja tiba di Malang. Kemudian, mereka naik angkot hingga ke Tumpang. Lalu, perjalanan dilanjutkan dengan jip. Di perjalanan mereka bisa melihat berbagai pemandangan yang sangat menakjubkan. Pukul 5 pagi, perjalanan ke Mahameru dimulai dari Ranu Pane. Mahameru muncul secara perlahan di tengah langit biru dan kabut pagi. Langkah mereka diiringi dengan angin pagi yang sejuk dan dingin. Butuh waktu cukup lama untuk mencapai puncak Mahameru. Banyak juga rintangan yang harus dilalui. Di puncak, tampak para pendaki berbaris rapi. Di depan mereka tertancap bendera bambu yang berlatar asap Mahameru dan Langit biru. Tiga orang pendaki mendekati tiang untuk mengerek bendera hingga Sang Dwi Warna tampak gagah berani. Seketika itu juga semua pendaki memberi hormat. Di puncak gunung itu lagu Indonesia Raya berkumandang. Kelebihan Baca Juga Resensi Novel Laskar Pelangi Cerita dikemas menarik, penuh dengan kebersamaan, semangat dan banyak petualangan. Bahasa yang dipakai penulis gampang dimengerti, alur ceritanya juga tidak membuat pembaca bosan sehingga tertarik menyelesaikan membaca hingga akhir. Kekurangan Cerita berakhir happy ending namun masih menggantung dan terkesan dipaksakan. Semua itu tampak pada pembentukan keluarga dan keturunannya yang memiliki rentang usia sebaya. Pada resensi novel 5 Cm ini dapat diketahui bahwa ending ceritanya bahagia. Tentu hal ini membuat siapa saja yang membacanya terangsang untuk mencari tahu lebih dalam mengenai alur cerita yang lengkap. Lihat Juga Harga Ready Mix
AYOINDONESIACOM-- Berikut ini kunci jawaban Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 kelas 12 SMA/MA semester 1 halaman 63 tentang Menganalisa Kebahasaan Teks Cerita Novel Sejarah. Artikel ini dibuat guna membantu siswa SMA/MA kelas 12 dalam memahami materi dan menyelesaikan soal-soal pelajaran. Pada pembahasan kali ini, siswa akan belajar mengenai "Menganalisa Kebahasaan Teks Cerita Novel Sejarah
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 083633 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d797c40f99106de • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Sinopsisnovel 5 cm Beserta unsur Intrinsiknya,karya Donny Dhirgantoro - Bukubiruku Struktur Teks dan Kaidah Kebahasaan Ulasan Novel Negeri 5 Menara - Smadgreen NILAI MORAL DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI SERTA KEMUNGKINANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
Bacalah teks resensi berikut! Judul Buku 5 cm Pengarang Buku Donny Dhirgantoro Penerbit Buku Grasindo Tahun Terbit 2007 Ketebalan 381 halaman Novel 5 cm ini menceritakan lima remaja yang menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Kelima remaja tersebut yaitu Arial, Zafran, Rani, Ian, dan Genta. Mereka merupakan sahabat yang kompak. Sampai pada akhirnya Genta mengusulkan untuk tidak bertemu dan berkomunikasi selama tiga buian. Dalam kurun waktu tiga bulan, mereka ditempa oleh peristiwa-peristiwa yang baru. Sejak ilulah, hati mereka menjadi lebih kaya daripada sebelumnya. Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kerinduan akhirnya terjadi. Kemudian pertemuan tersebut dirayakan dengan sebuah petualangan. Disadur dari diunduh 16 Juli 2017 Unsur kebahasaan yang terdapat dalam kutipan resensi tersebut adalah ...
Padaumumnya novel memiliki 7 unsur kebahasaan novel yang perlu kamu ketahui. Berikut ini unsur kebahasaan novel. Di atas merupakan ciri-ciri unsur kebahasaan novel pada umumnya seperti novel berjudul marioposa, laskar pelangi, dilan, sang pemimpi, 5 cm, bumi manusia, perahu kertas dan masih banyak lagi novel-novel sejenisnya. 1. Verbal Material..
. 168 396 329 199 238 429 434 401
kaidah kebahasaan novel 5 cm